Introduction Penyakit Ayam
Dalam memelihara ayam bangkok maupun ayam lain pada umumnya,
dapat terjadi banyak sekali variasi penyakit yang sudah sangat dipahami atau
familiar bagi peternak, baik peternak ukuran kecil, menengah maupun skala
besar.
Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung
skala bisnisnya) oleh seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan
pemahaman dengan pengenalan sumber hambatan dan ancaman dari penyakit yang
mungkin dapat menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat
merugikan. Oleh sebab itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber
wabah dan hambatan potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus.
Dimulai dengan pemilihan indukan yang unggul, pengelolaan
yang baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam dengan vaksinasi dan usaha
menjauhkan ternak ayam dari sumber penyakit adalah kunci sukses dalam beternak
ayam.
Pada prinsipnya, penyakit ayam dapat disebabkan oleh 3 macam
hal utama yaitu
1. Penyakit
yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, parasit dan jamur.
2. Penyakit
yang disebabkan oleh faktor atau sebab lainnya.
3. Penyakit
yang disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan
dalam perkembangan dan ketahanan tubuh ayam yang lebih disebabkan karena
ketergantungan ayam pada kualitas makanan yang diberikan oleh peterna
Secara detail, berbagai penyebab dan cara penanggulangan
penyakit-penyakit ayam ini akan dibahas pada artikel selanjutnya.
Introduction Pembiakan Ayam Bangkok
Mengawinkan sepasang Ayam Bangkok bukanlah pekerjaan yang
sulit, terutama bagi peternak yang sudah berpengalaman. Hal yang sulit adalah
mencari bakal Pejantan dan Indukan yang berkualitas tinggi. Mengawinkan induk
bisa dilakukan di kandang umbaran atau dengan sistem kawin tembak (doddogan).
Caranya induk betina dipegangi, lalu induk jantan akan mengawini si betina.
Cara ini terkenal paling efektif dan cepat menghasilkan keturunan. Induk jantan
yang baik biasanya tidak terlalu sulit dikawinkan dengan cara dogdogan. Jika
induk jantan tidak mau mengawini induk betina dengan cara dogdogan, sebaiknya
induk jantan dan induk betina dikawinkan di dalam kandang umbaran.
Satu ekor pejantan bisa mengawini 3-4 induk betina.
Perkawinan juga bisa dilakukan secara inseminasi buatan, tetapi cara ini jarang
dilakukan karena cara perkawinan alamiah terhitung cukup gampang dilakukan dan
tidak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk membeli peralatan inseminasi.
Induk yang telah dikawinkan akan bertelur seminggu setelah
dikawinkan. Induk betina ayam bangkok bertelur terbatas, tidak lebih dari 20
butir setiap periodenya. Hal ini berbeda dengan ayam kampung yang bisa bertelur
sampai 40 butir untuk setiap periode. Telur-telur tersebut bisa dierami oleh
induknya atau ditetaskan di dalam mesin tetas. Untuk usaha skala kecil,
penetasan bisa dilakukan oleh induknya, tetapi untuk usaha berskala besar,
terutama peternakan yang menjual anakan (DOC), penetasan dengan mesin tetas
dapat mempercepat kapasitas produksinya.
Anak ayam menetas setelah dierami oleh induknya selama 21
hari atau sama dengan penetasan menggunakan mesin tetas. Anak ayam yang baru
menetas bisa ditempatkan dikandang postal setelah berumur dua hari. Kandang
postal anak ayam dilengkapi dengan pemanas yang berfungsi sebagai induk buatan.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengawinkan ayam bangkok adalah tidak
mengawinkan saudara sekandung (berinduk sama). Namun perkawinan antara induk
(F1) dan anak (F2) masih diperkenankan. Begitu juga dengan perkawinan antara
induk (F1) dan cucu (F3).