1. Ayam Turun Urat
Turun Urat Adalah Penyakit Ayam Yang Cukup Menganggu, Khususnya dalam Pergerakan Sehingga Menyababkan Keterbatasan Gerakan Saat Melakukan Tarung. Dari Beberapa Pengalaman Yang Di Dapat Dari Satu Temen, Dia Punya Beberapa Pengalaman Dalam Melakukan Perawatan ayam Yang Turun Urat Dan Berhasil Sembuh.
Dan Berikut Terjadinya Ayam Turun Urat :
- Ayam Yang Terlalu Mudah Di gebrak Atau Ayam Yang Muda Di gebrak Dengan Ayam Tua, Di Mana Ayam Muda Sruktur Tulang Dan Otot - Ototnya Masih Belum Kuat Dan Belum Maksimal
- Pada Kasus Yang Lain, Ada Juga Ayam Yang Cukup Umur Tapi Bisa Turun Urat Karena Benturan Yang Terlalu Keras.
Ciri - Ciri Ayam Yang Turun Urat
- Sesudah Di Gebrak Kaki Ayam Panas Dan Biasanya Biasa Di Ketahui Dengan Cara Meraba.
- Ayam Suka Mengankat kakinya Saat Berjalan Terlihat Pincang Dan Tidak Mau Bertumpu Pada Kaki Yang Mengalami Turun Urat.
Beberapa Perawatan Yang Perlu Dilakukan
- Setiap Hari ( Sesering Kali ) Kaki Ayam Yang Turun Urat Di Perban Atau Di Bungkus Dengan Kain Yang Di Tempel Dengan Daun Sere.
- Di Usahakan Agar Kaki Ayam Dapat Menginjak Ke Tanah ( Di Bungkus Seperti Merawat Orang Yang Patah Tulang )
- Di Saat akan Menganti daun Sere, Sebaiknya Kaki Ayam Terlebih Dahulu Di Rendam Dalam Air Dingin, Dan Kemudian Di Bungkus Lagi Seperti Semula.
- Ayam Di Beri Obat Rheumatik Atau Sejenisnya, Asal Jangan Obat Flu Hahaha.
Mudah Mudahan Dengan Melakukan Terapi ayam Lekas Sembuh Dan Jangan Di Gebrak Dulu Sampai Ayam Benar - Benar Sembuh Total, Agar Ayam Tidak Terjadi Turun Urat Lagi.
2. Penyakit Snot
Penyakit Snot Atau Coryza Di Sebabkan Oleh Bakteri Haemophillus Gallinarum. Penyakit Snot Dapat Menyerang Ayam Semua Umur Dan Terutama Menyerang Anak Ayam, Biasanya Penyakit ini Muncul Akibat perubahn Musim Dan Banyak Di Temukan Di Daerah Tropis. Perubahan Musim Biasanya Akan Mempengaruhi Angka Kesehatan Ayam Morbiditas Kawanan Unggas Bervariasi Antara 1-30%. Moralitas Atau Angka Kematian Yang Di Timbulkan Oleh Penyakit Mencapai 30%.
Cara Penularan
Bakteri Haemophillus Gallinarum Hanya Dapat Bertahan Diluar Di induk Memang Tidak Lebih Dari 12 Jam Penularan Penyakit ini, Dan Dapat Menular Melalui Kontak Langsung Dengan Ayam Yang Sakit Juga, Dapat Melelui Udara, Debu, Wadah Pakan, Dan Petugas Kandang.
Gejala Klinis
Ayam Secara Klinis
Yang Telah Terinfeksi Menunjukan Tanda Sebagai Berikut
- Pengeluaran Cairan air Mata ( Mata Berbusa ).
- Ayam Terlihat Mengatuk Dengan Sayap Turun Dan Mengantung.
- Keluar Lendir Dari Hidung, Kental Berwarna Kuning Dan Bebau Khas.
- Pembengkaan Di Daerah Sinus Infra Orbintal.
- Ada Kerak Di Dalam Hidung.
- Napsu Makan.
- Ayam Ngorok Dan Sukar Bernafas.
- Pertumbuhan Melamban ( Kecentet ).
Perubahan Patologi
Pada Kasus Ini Patut Di Jumpai Konjungtivitis dan Peradangan Pada Kelopak Mata ( Periorbital Fascia ). Pada Kasus Kronis Di Jumpai Sinusitis Yang Bersifat Serosa Sampai Kaseosa.
Diagnosis
Bakteri Haemophillus Gallinarum Dapat Diisolasi Dari Swab Sinus Ayam Yang Menderita Penyakit Akut. Isolasi Laboraturium Dapat Di Lakukan Dengan Menggunakan Plat Agar Darah Yang Telah Di Gores Staphylococcus Sp Dan Di Inkubasi Dalam Suasa Anaerob.
Diferential Diagnosa
Diagnosa Bagi Penyakit Coryza Adalah Mikoplamosis atau
Chronic Respiratori Disease (CDR) Dan
Infectious Laryngotracheitis (ILT).
Pengobatan
Pengobatan Penyakit Snot Pada Unggas Adalah Dengan Pemberian Preparat Sulfat Seperti Sulfadimethoxine Atau Sulfathazole. Pemberian Sulfonamida Dapat Di kombinasikan Dengan Tetrasiklin Untuk Mengobati Coryza Dan Dapat Di Berikan Lewat Air Minum Atau Di Suntikan Secara Intramuskular. Perhatikan Penarikan Waktu Pada Ayam Petelur Karena Obat Tersebut Dapat Mengkontaminasi Telur Dan Kualitas Dari Kerabang Telur.
Pengendalian
Upaya Pencegahan Yang Dapat Di Lakukan Adalah Dengan Menjaga Kebersihan Kandang Dan Lingkungan Dengan Baik. Kandang Sebaiknya Terkena Matahari Langsung Sehingga Mengurangi Kelembaban. Kandang Yang Lembah Dan Basah Memudahkan Timbulnya Penyakit ini.
3. Penyakit Ngorok Atau Chronic Respiratory Disease ( CDR )
Penyakit Biasa Juga Di Sebut Juga Dengan Chronic Respiratory Disease ( CDR ) atau Mikoplamosis atau Sinusitis atau Air Sac.Penyakit Cronic Respiratory Disease Di Sebabkan oleh Bakteri Microplasma Galisepticum. Biasanya Menyerang Ayam Usia 4-9 Minggu. Penularan Terjadi Melalui Kontak Langsung,Peralatan Kandang,Makan Dan Minum,Manusia,Telur Tetas atau DOC yang Terinfeksi.
Faktor Prediposisi Atau Faktor Pendukung
- Kondisi Kandang Yang Lembab
- Kepadatan Kandang Yang Terlalu Tinggi
- Litter Yang Kering
- Kadar Amonia Yang Terlalu Tinggi
Cara Penularan
Penularan Penyakit Terjadi Baik Vertikal Maupun Horizontal. Secara Vertikal Dapat Melalui Induk yang Menularkan Penyakit Melalui Telur Dan Horizontal Disebabkan Dari Ayam yang Sakit ke Ayam yang Sehat. Penularan-penularan Tidak Langsung Dapat Melalui Kontak Dengan Tempat Peralatan, Wadah Pakan, Hewan Liar Maupun Petugas Kandang.
Gejala Klinis
Ngorok Basah, Adanya Leleran Hidung Lengket Dan Terdapat Eksudat Berbuih Pada Mata, Ayam Suka Mengeleng gelengkan Kepala. Pada Kasus Kronis Mengakibatkan Kekurusan Dan Kekurangan Cairan Bernanah Dari Hidung.
Pengobatan
Pengobatan CDR Pada Ayam yang Sakit Dapat Di Berikan Baytrit 10% Peroral, Mycomas Dengan Dosis 0,5 ml/L Air Minun. Tetracolin Secara Oral Atau Bacytracyn yang Di Berikan Pada Air Minum.
Pencegahan
Membeli Ayam Baik Indukan, Pejantan, maupun Anakan yang Benar-terbebas Dari Penyakit CDR. Menjaga Kebersihan dan Tingkat Kelembaban Kandang Dan Area Ayam.
4.Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT)
Infectius Laryngotracheitis atau (ILT) Merupakan Penyakit Kontagius Pada Saluran Pernafasan yang di Ricikan Dengan Kesulitan Bernafas, Menjulurkan Leher Karena Kesulitan Bernafas, Konjungtifitas, Adanya Iflamasi yang Mengelilingi Membran Mata. Penyakit Ini Di Sebabkan Oleh
Herpes Virus. yang Mampu Hidup 8-10 Hari Pada Leleran, Lebih Dari 70 hari di dalam Karkas, Kemudian Dapat Hidup Lebih Dari 80 Hari Pada Eksudat ( Tracea atau Saluran Pernafasan ) Dalam Kondisi Alami. Penyakit Ini Berlangsung Selama 2-6 Minggu Dalam Flok, Dan Lebih Lama Di Banding Penyakit Respirasi Viral yang Lainnya.
Penyakit Ini Sangat Berbahaya Karena
- Angka Moralitas Dan Morbiditas yang Tinggi Pada Suatu Flok
- Menyebabkan Kerugian Ekonmi
- Tidak Dapat Diobati
- Penyakit Ini Dapat Di Cegah, Tetapi Dapat Menimbulkan Carier Bagi yang Sudah Terinfeksi.
Penyakit ini Tidak Dapat Menular Kepada Manusia Dan Kejadian Terjadi Pada Ayam. Namun Dapat Pula Menginfeksi Kalkun, Burung Unta Dan Unggas Lainnya. Burung Liar Dapat Berperan Sebagai Carier.
Penularan
Virus Ifectius Laryngotraheitis atau (ILT) Di Tularkan Melalui Pernafasan Dan Dapat Melalui Udara Secara Kontak Langung Melalui Burung Misal Dan Satu Kandang. Virus Masuk Dan Menginfeksi Burung Melalui Mata, Hidung atau Mulut. Mulut Dan Darah yang Mengandung Virus Dapat Keluar Melalui Batuk Dan Menyebabkan Virus. Masa Inkubasinya Antara 6-12 Hari. Kejadian Outbreak Dapat Di Karenakan Lalu Lintas Unggas. Pekerja dan Alat Kandang, dan Kondisi Lingkungan yang Memungkinkan Terjadinya Penyebaran.
Gejala Klinis
- Dyspnoe
- Rinitis
- Produksi Telur Dan Daging
- Kandang-kandang Mengalami Pneumonia atau Bronkhopneumonia
- Moralitas Mencapai 50%
Diagnosa
Pada penyakit yang akut di cirikan gelaja klinis dan penemuan darah, makus, eksudat kaseosa pada trachea
. Secara mikroskopik di tandai dengan desqumative dan nekrotic tracheitis.
Diagnosa mungkin dapat diperkuat dengan ditemukannya
inclusion body intramuclear pada epitel trachea, isolasi dan identifikasi virus
secara spesifik dengan chicken embryo dan kultur jaringan atau dengan inokulasi
pada sinus intraorbital untuk mengetahui imunitasnya. Spesimen dapat pula
diinokulasi pada membran chorioallantois pada telur ayam berembrio Pemeriksaan
mikroskopiknya pada lesi membran chorioallantois terdapat inclusion body
intranuclear. Dapat dibedakan dengan Fowlpox pada lesi trachea dan inclusion
bodynya berupa inclusion body intracytoplasmic. Diagnosa dapat pula dilakukan
dengan PCR.
Diferensial diagnosa
1. Infectious
Bronchitis
2. Newcastle
Disease
3. Mycoplasmosis
4. Avian
coryza
Pencegahan
1. Meminimalisir
kotoran dan debu.
2. Penggunaan
mild expectorants.
3. Vaksinasi
baik secara eye drop, spray maupun lewat air minum.
5. Penyakit Berak Kapur atau
Pullorum
Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal
dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD).
Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10
hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun,
puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh
bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu
bertahan ditanah selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular
yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi
angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka
morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka
mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Cara penularan
Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
- Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya
melalui telur.
- Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara
unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan
penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter
dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi.
Gejala klinis
- napsu makan menurun
- feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur
- Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih
- kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah
keringkering
- jengger berwarna keabuan
- mata menutup dan nafsu makan turun
- badan anak ayam menjadi lemas
- sayap menggantung dan kusam
- lumpuh karena artritis
- suka bergerombol
Perubahan patologi
Pada kasus yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati
dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada kasus kronis
dijumpai abses pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis
kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu.
Diagnosis
Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum dapat diambil
melalui hati, usus maupun kuning telur dapat dilakukan pembiakan kedalam
medium. Ayam karier yang sudah sembuh dapat diidentifikasi dengan penggumpalan
darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test).
Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan
antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di
dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam,
tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang
terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
Pencegahan
Ayam yang dibeli dari distributor penetasan atau suplier
harus memiliki sertifikat bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada
kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya
dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan.
6.
6. Penyakit Gumoro
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian
fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada
kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang
system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam.
Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan,
diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri
dengan kematian ayam.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus
Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3
bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak
menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang
mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya
tidak bekerja.
Penyakit Gumoro yang menyerang anak ayam pada usia 2 – 14
minggu dapat diindikasikan dengan gejala awal sbb:
• Napsu
makan berkurang.
• Ayam
tampak lesu dan mengantuk.
• Bulu
tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu
pantat.
• Peradangan
di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
• Jika
tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Kemudian ada pendapat yang berbeda yang menyebutkan gejala
gumoro adalah sbb:
• Diare
berlendir.
• Nafsu
makan turun.
• Gemetar
dan sukar berdiri.
• Bulu di
sekitar anus kotor.
• Ayam suka
mematuk di sekitar kloaka.
Selain itu, beberapa pendapat pakar lainnya bahwa gumoro
dapat dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak
ayam berumur 3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam
tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang
anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh
ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi
sekunder.
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan,
alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah
gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak
menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang
7.
7. Penyakit Telelo
Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga
disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit
ini merupakan suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf
pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya
dikualifikasikan menjadi:
• Strain
yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle
Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar
biasa bahkan hingga 100%.
• Tipe yang
lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10%
tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan
menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
• Tipe
lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian.
Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas
kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya
terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak
akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan
burung liar.
Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan
ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus
ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND
tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan
lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini
adalah sebagai berikut:
• Excessive
mucous di trakea.
• Gangguan
pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu
bernapas.
• Ayam
tampak lesu.
• Napsu
makan menurun.
• Produksi
telur menurun.
• Mencret,
kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
• Jengger
dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar,
kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher
terpuntir.
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
• Ayam yang
tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus
dimusnahkan.
• Vaksinasi
harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan
cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian
vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
• Untuk
memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang pakar
menyarankan agar memberikan vaksin ini dilakukan dengan pola 444. maksudnya
vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya
dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi pola pemberian ini dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas terbaik dari hasilnya.
Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat
penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
• Memelihara
kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang
cukup dan ventilasi yang baik.
• Memisahkan
ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
• Memberikan
ransum jamu yang baik, yang terbuat dari bahan-bahan tradisional yang dapat
membantu meningkatkan kekuatan dan kekebalan tubuh ayam.